bisnis ayam potong

Bisnis Ayam Potong Untung 70 Jutaan Per Tahun

Bisnis ayam potong menawarkan prospek yang cerah untuk masa depan. Permintaan pasar terhadap daging ayam tetap tinggi dan stabil setiap hari, membuat bisnis ini menjadi pilihan menjanjikan.

Keuntungan potensial dalam bisnis ini sangat menarik. Tidak hanya karena tingginya permintaan pasar, tetapi juga karena harga rata-rata ayam potong per kilogram berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 40.000.

Bagi kamu yang berkeinginan menjalankan bisnis ayam potong skala menengah, modal yang cukup besar diperlukan. Modal utama meliputi penyediaan tempat, pakan, dan perawatan ayam-ayam ternak.

Pemilihan lokasi peternakan ayam potong juga memerlukan pertimbangan, diharapkan agar jauh dari keramaian untuk menghindari stres pada ayam-ayam ternak. Selain itu, pemilihan lokasi juga dilakukan agar bau dari kandang ayam tidak mengganggu lingkungan perumahan warga.

Tips Bisnis Ternak Ayam Potong

ternak ayam potong

Bagi Anda yang berencana memulai bisnis ayam potong, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan selain persiapan modal finansial. Berikut adalah beberapa tips untuk memulai bisnis ternak ayam potong:

1. Pemilihan Lokasi Strategis

Pilihlah lokasi kandang yang terpisah dari pemukiman agar tidak menimbulkan protes dari warga akibat bau kotoran yang menyengat. Pastikan jarak minimal 750 meter untuk menghindari stres pada ayam.

2. Desain Kandang yang Ideal

Siapkan kandang yang sesuai dengan kebutuhan ayam, termasuk pencahayaan matahari dan sirkulasi udara memadai. Pastikan suhu udara stabil dan tidak mengalami perubahan drastis, terutama pada malam hari. Perhatikan juga ketersediaan air dan listrik.

3. Pemberian Pakan dan Kebersihan

Berikan pakan secara teratur dan jaga kebersihan kandang serta lingkungan sekitarnya. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan sirkulasi udara di sekitar ternak.

4. Vaksinasi Rutin

Lakukan vaksinasi secara berkala, yaitu pada hari ke-7, ke-14, dan ke-21 setelah pemeliharaan ayam dimulai.

5. Pemberian Antibiotik dan Vitamin

Berikan antibiotik dan vitamin secara rutin pada hari ke-7, ke-14, dan ke-21 untuk menjaga kesehatan ayam.

6. Panen Ayam secara Bertahap

Saat melakukan panen ayam, lakukan secara bertahap dan sistematis untuk menghindari stres pada ayam. Penanganan yang terburu-buru dapat membuat ayam lemas dan stres.

7. Menyesuaikan Produksi dengan Musim Harga Naik

Tingkatkan produksi satu periode sebelum musim harga naik. Seperti misalnya, menjelang hari raya atau perayaan besar lainnya.

8. Jalin Kerja Sama dengan Perusahaan Besar

Pertimbangkan untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan besar dalam hal suplai bibit dan penetapan harga jual. Kerja sama ini dapat memberikan keamanan dan stabilitas dalam aspek pasokan dan harga.

Resiko Bisnis Ternak Ayam Potong

resiko

Setelah memahami prosedur pengelolaan ternak ayam potong dan mempertimbangkan untuk menjalankannya, penting juga untuk memahami risiko-risiko yang mungkin timbul dalam bisnis tersebut. Hal ini akan membantu Anda untuk meminimalkan potensi permasalahan. Berikut adalah beberapa risiko yang mungkin dihadapi ketika menjalankan bisnis ayam potong:

1. Persaingan Ketat

Industri ini memiliki banyak pesaing, termasuk skala kecil rumahan, skala menengah dengan ribuan ekor, dan skala besar dengan puluhan hingga ratusan ribu ekor. Persaingan yang sengit dapat mempengaruhi pangsa pasar dan keuntungan bisnis.

2. Bau di Area Kandang

Lokasi kandang ayam potong sering dikaitkan dengan bau yang menyengat. Hal ini dapat menciptakan ketidaknyamanan baik bagi peternak maupun lingkungan sekitar, dan dapat memicu protes dari warga sekitar.

3. Risiko Penyakit

Kebersihan dan kesehatan ternak harus dijaga dengan baik. Jika tidak, risiko terkena penyakit akan meningkat. Penyakit yang menyebar di antara ayam potong dapat mengakibatkan kerugian finansial dan bahkan kehilangan seluruh stok ayam.

4. Volatilitas Harga

Harga ayam potong cenderung naik turun, dipengaruhi oleh faktor seperti pasokan dan permintaan, musim tertentu, dan kondisi pasar. Volatilitas harga ini dapat memengaruhi margin keuntungan bisnis ayam potong.

Memahami risiko-risiko ini penting agar Anda dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan dan mengelola bisnis ayam potong dengan lebih baik.

Peternakan ayam potong atau broiler tidak se-sederhana memelihara ayam kampung karena ayam potong cenderung lebih rentan terhadap stres dan kematian mendadak. Oleh karena itu, perawatan dan perhatian yang maksimal diperlukan.

Selama dua minggu pertama, monitoring yang cermat terhadap bibit ayam sangat penting. Pastikan bahwa ayam-ayam tersebut merasa nyaman di dalam kandang, karena masa ini merupakan periode adaptasi terhadap lingkungan baru. Jika terlihat tanda-tanda ketidaknyamanan, langkah-langkah korektif perlu diambil, termasuk mempertimbangkan pemindahan ke kandang lain untuk memastikan kondisi yang lebih optimal.

Selain memahami aspek perawatan ayam dan lingkungan bisnis, pemahaman terhadap harga pasar juga sangat penting saat memulai bisnis ayam potong. Pemahaman ini bertujuan untuk menentukan harga jual daging ayam potong, memungkinkan Anda bersaing secara efektif di pasar.

Penting untuk menjaga keseimbangan antara menetapkan harga yang wajar agar tidak mengusir calon pembeli dengan keinginan mendapatkan keuntungan maksimal. Di sisi lain, menjual dengan harga terlalu rendah bisa mengakibatkan kerugian dan membuat bisnis Anda kurang bersaing dengan pesaing lain.

Perhitungan Modal Bisnis Ternak Ayam Potong

Selain itu, analisis modal juga perlu diperhatikan dalam menjalankan bisnis ternak ayam potong. Modal yang diperlukan untuk skala kecil-menengah dapat diuraikan dengan contoh skenario menggunakan 500 bibit ayam dan penyewaan lahan seluas 100 m2. Analisis modal ini membantu Anda memahami kebutuhan finansial yang terlibat dalam usaha ternak ayam potong tersebut.

Investasi Awal

Investasi awal untuk memulai usaha ternak ayam potong melibatkan beberapa komponen modal. Berikut adalah rincian modal awal yang dibutuhkan:

  1. Sewa lahan 100 m2: Rp 10.000.000
  2. Kandang ternak: Rp 5.300.000
  3. Peralatan makan dan minum: Rp 800.000
  4. Peralatan lainnya: Rp 800.000

Sehingga, total modal awal yang perlu disiapkan untuk memulai ternak ayam potong adalah Rp 16.900.000,-. Perlu diingat bahwa biaya tersebut belum mencakup biaya operasional dan bibit.

Biaya Operasional Harian

Biaya operasional harian melibatkan beberapa komponen, seperti:

  1. 500 Bibit Ayam: Rp 250.000,-
  2. 12 Karung Pakan: Rp 2.000.000,-
  3. Obat dan Vaksin: Rp 300.000,-
  4. Listrik: Rp 225.000,-
  5. Penyusutan: Rp 600.000,-
  6. Gaji untuk 2 Karyawan: Rp 4.000.000,-

Sehingga, total biaya operasional yang perlu dipersiapkan per bulan adalah Rp 7.375.000,-. Jika dijumlahkan dengan modal awal, total keseluruhan yang diperlukan untuk menjalankan bisnis ternak ayam potong adalah Rp 24.275.000,-. Perhitungan ini penting sebagai panduan finansial untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan operasional bisnis Anda.

Perhitungan Pendapatan

Pendapatan yang dapat Anda estimasikan dalam bisnis ternak ayam potong sangat dipengaruhi oleh bobot dan usia layak panen ayam. Ayam potong dapat dipanen saat mencapai berat sekitar 1,5 kg, yang umumnya tercapai dalam rentang usia 30-35 hari.

Dengan menggunakan data ini, perkiraan pendapatan dapat dihitung sebagai berikut:

Estimasi Pendapatan Bisnis Ayam Potong (Ternak)

500 ekor Ayam x 1,5 kg x Rp 20.000 = Rp 15.000.000,-.

Laba yang diperoleh dapat dihitung dengan mengurangkan biaya operasional dari pendapatan, sehingga:

Laba = Pendapatan – Biaya Operasional
Rp 15.000.000 – Rp 7.375.000 = Rp 7.625.000,-.

Jika dirata-ratakan selama setahun, perkiraan omset berkisar antara Rp 150 juta hingga Rp 180 juta. Sedangkan laba yang diperoleh selama setahun diperkirakan sekitar Rp 70 juta hingga Rp 90 juta. Perhitungan ini memberikan gambaran potensial tentang keuntungan yang dapat dihasilkan dari bisnis ternak ayam potong selama periode waktu tertentu.

5/5 - (1 vote)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *