Penanganan limbah B3 (Bahan Berbahaya & Beracun) sangat krusial dan wajib kita pahami. Limbah jenis ini nggak hanya berbahaya bagi lingkungan tapi juga merugikan kesehatan. B3 adalah limbah dari berbagai sumber, termasuk dari produksi kimia, industri, atau lainnya.
Jika penanganan limbah tersebut kurang sesuai, maka bisa menyebabkan potensi negative, lebih dari sekedar kerusakan. Bahkan, sangat mempengaruhi kesehatan orang yang tinggal dekat area pembuangan limbah sembarangan, misalnya.
Itulah mengapa pemerintah membuat peraturan ketat tentang bagaimana mengelola limbah B3 berbahaya serta residunya. Berikut hal-hal yang wajib kamu tahu tentang limbah ini.
Limbah B3 Itu Berbahaya
Memang, nggak semua limbah beracun atau juga berbahaya kok. Pastinya ada beberapa pertimbangan bagaimana membedakan limbah berbahaya dan nggaknya. Ada beberapa karakteristik.
Limbah pasti berbahaya kalau memenuhi salah satu karakteristik berikut:
- Gampang meledak, gampang meradang
- Beracun
- Menyebabkan iritasi
- Menyebabkan oksidasi
- Berbahaya
- Sifatnya karsinogenik
- Menular
- Mutagenic
- Korosif
Metode Penanganan Limbah B3
Dalam pengelolaannya, pasti ada kok beberapa cara mengolah limbah B3. Cara-cara tersebut merupakan upaya supaya dapat mengurangi limbah, juga bisa mendaur ulang supaya bisa berguna dan meningkatkan produktivitas.
Beberapa metode penanganan limbah B3 adalah berikut:
1. Metode Kimia
Metode ini melibatkan pertukaran ion, reduksi, oksidasi, netralisasi, juga pengendapan kimia. Nah, metode kimia bertujuan supaya limbah berbahaya tersebut bisa tidak beracun dengan cara modifikasi sifat kimia.
Contohnya nih, sianida. Proses oksidasi dapat berlangsung supaya sianida, residu beracun berubah jadi tidak beracun. Atau proses lainnya yaitu pemisahan air sehingga tidak ada kandungan residu organik melalui tahap ekstraksi. Sehingga, dapat hilang melalui pembakaran.
2. Metode Termal
Dalam metode ini, kamu harus menggunakan suhu tinggi supaya dapat membakar bahan. Metode termal tersebut berfungsi untuk detoksifikasi pada bahan organik. Namun juga bekerja menghancurkan secara total.
Ada beberapa peralatan khusus untuk metode termal, misalnya pada pembakaran limbah padat, cair, juga lumpur. Metode ini memang terbilang efektif, tapi pembakaran limbah berbahaya menggunakan metode termal juga beresiko mencemari udara.
3. Penanganan Limbah B3 Dengan Metode Biologis
Metode ini sangat berguna untuk mengolah limbah organik seperti limbah karena industri minyak. Metode pengolahan limbah B3 dengan budidaya tanah juga bisa kamu pelajari.
Teknik tersebut yaitu tentang mencampur residu pada permukaan tanah. Tapi, harus memastikan bahwa area tanah memang benar-benar cocok. Kemudian, proses selanjutnya yaitu menambahkan beberapa mikroba. Fungsinya yaitu membantu metabolisme limbah.
Beberapa kasus menunjukkan penggunakan modifikasi bakteri secara genetik. Mikroba bekerja efektif agar limbah berbahaya lebih stabil. Proses tersebut terkenal dengan sebutan bioremediasi. Tanah seperti ini justru nggak cocok untuk budidaya tanah.
Saat ini, proses mengolah limbah B3 dengan teknik biologi sudah populer, bahkan terkenal dengan sebutan vitoremediasi atau bioremediasi.
Vitoremediasi merupakan teknik untuk menyerap atau mengumpulkan berbagai bahan beracun dalam tanah menggunakan tumbuhan. Sedangkan bioremediasi yaitu cara menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan limbah.
Jika kamu membandingkan teknik ini dengan metode kimia atau fisik, tentu lebih terjangkau biayanya.
Tapi, masih ada kelemahan. Keduanya merupakan cara alami sehingga membutuhkan waktu lebih lama, jadinya kurang efektif untuk penanganan volume besar. Karena juga melibatkan makhluk hidup, masih beresiko memindah senyawa beracun dalam rantai makanan ekosistem.
4. Metode Fisik
Apa itu metode fisik dalam pengelolaan limbah B3? Kalau metode sebelumnya yaitu melakukan manipulasi pada molekul limbah, metode ini justru melakukan perawatan fisik. Contohnya yaitu memadatkan juga mengurangi jumlah limbah. Bahkan, bisa juga menggunakan cara evaporasi, filtrasi, sedimentasi, atau juga flotasi.
Proses lainnya yaitu pemadatan, limbah enkapsulasi pada aspal, beton, atau juga plastik. Cara enkapsulasi akan menciptakan massa padat pada pencucian. Limbah kemudian bercampur air, kapur, atau juga fly ash sehingga membentuk jenis seperti semen.
Jadi, limbah bahan berbahaya juga beracun nggak bisa langsung kamu timbun, bakar, atau buang begitu saja. Soalnya, kandungan bahan limbah sangat berbahaya bagi lingkungan dan manusia.
Limbah B3 perlu penanganan khusus, karena harus melewati proses pengolahan fisik, biologi, kimia supaya aman dan mengurangi daya racun. Ketika limbah B3 sudah melewati proses pengolahan, harus ada pembuangan khusus untuk cegah resiko pencemaran.
Bagaimana Membuang Limbah B3?
Pengolahan limbah B3 dengan cara membuang juga harus ada aturannya. Berikut adalah tatacara membuang limbah jenis B3:
1. Sumur Dalam
Apa itu sumur dalam? Teknik buang limbah B3 ini sangat efektif agar limbah tidak berbahaya bagi manusia. Tahapnya yaitu dengan memompa limbah, dari pipa dalam batuan dalam, melalui lapisan air tanah dalam. Jadi, Limbah B3 terjebak pada lapisan tersebut.
Sehingga, cara seperti ini tidak akan membuat tanah tercemar, termasuk kondisi sumber air dalam tanah.
Resiko kebocoran juga korosi pipa dapat terjadi, atau resiko seperti lapisan batuan pecah karena gempa. Pada akhirnya menyebabkan limbah merembes sampai lapisan tanah.
2. Kolam Penyimpanan
Cara mengolah limbah B3 cair juga dapat menggunakan kolam penyimpanan khusus sebagai penampungan. Kolam tersebut memiliki lapisan untuk melindungi supaya tidak merembes.
Saat limbah menguap, maka senyawa beracun akan mengalami konsentrasi dan mengendap pada dasar kolam.
Sayangnya, cara ini akan memakan lahan, sehingga limbah jadi tertimbun dalam kolam. Lapisan pelindung bisa bocor dan senyawa B3 jadi menguap bersama air limbah. Akhirnya udara jadi tercemar.
3. Penanganan Limbah B3 Dengan Secure Landfill
Cara berikutnya tentang bagaimana pengolahan limbah B3 yaitu dengan teknik menimbun dalam landfill. Ketika melakukan teknik ini, tentu butuh tingkat keamanan tinggi.
Ketika menggunakan metode secure landfills, limbah jenis B3 harus kamu letakkan dalam drum atau pakai tong. Lalu, kubur pada landfill khusus. Fungsinya supaya tidak ada pencemaran pada limbah jenis B3.
Selain itu, landfill juga harus punya peralatan khusus seperti monitoring lengkap supaya kondisi limbah B3 terus dalam pengawasan atau kontrol. Metode tersebut sangat efektif, namun membutuhkan biaya pelaksanaan sangat tinggi. Resiko kebocoran juga masih tinggi.
Sehingga, tidak ada solusi pada jangka panjang karena volume limbah juga akan terus bertambah.
Akibat Penanganan Limbah B3 Sembarangan
Itulah informasi lengkap tentang apa saja penanganan limbah. Terkait masalah pencemaran lingkungan karena limbah, tentu menjadi tanggungjawab seluruh masyarakat. Pemerintah wajib menghimbau dengan menerapkan peraturan penanganan limbah secara keras, tidak ada toleransi.
Bagi masyarakat, agar tidak menjadi pihak yang mengalami kerugian karena masalah limbah, maka sebaiknya mencegah. Lakukan himbauan atau aturan pemerintah, dan selalu melakukan pelaporan kepada pihak yang melakukan pelanggaran pengolahan limbah.
Dengan cara ini, maka lingkungan juga tetap aman, bebas limbah berbahaya. Jika penanganan limbah B3 masih kurang optimal dan tidak mendapat perhatian, akan menyebabkan masalah berikut:
- Mengganggu sistem pencernaan dan pernafasan
- Merusak jaringan paru-paru
- Membuat sumber makanan terkontaminasi
- Merusak hati
Jadi, zat, komponen, juga energi yang bisa merusak lingkungan hidup dan membahayakan kehidupan manusia pasti disebut dengan limbah berbahaya dan harus ada tindakan penanganan limbah B3.
Untuk kamu yang ingin memulai bisnis pengelolaan limbah, berikut adalah tips nya : https://sedotlimbahmurah.com/tips-mengelola-bisnis-limbah/